Pages

Senin, 22 September 2014

Makna dan Tujuan Qurban

Hari Raya Idhul Adha merupakan hari besar umat Islam di seluruh dunia dimana pada hari tersebut didalamnya terdapat suatu kegiatan yakni penyembelihan hewan ternak (Qurban) dengan tujuan mendapatkan ridho Allah Swt. Sedangkan penyembelihan hewan ternak (qurban) secara etimologi berasal dari kata bahasa Arab, yakni Qaraba, Yaqrabu, Quban wa qurbanan wa qirbanan yang meliki arti dekat. Jadi, qurban berarti mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengerjakan sebagian perintah-Nya. Qurban dalam pengertian kita sehari-hari sebenarnya diambil dari kata udhhiyah yakni bentuk jama’ dari kata ”dhahiyyah” yaitu sembelihan pada waktu dhuha tanggal 10 sampai dengan 13 Dzulhijjah. Dari sinilah muncul istilah ”Idul Adha”. Dengan demikian yang dimaksud dengan qurban atau udhhiyah adalah penyembelihan hewan dengan tujuan beribadah kepada Allah pada hari raya Idul Adha dan tiga hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
Dalam sejarahnya, qurban menurut firman Allah SWT dalam Q.S. Al Maidah : 27
”Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Kabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Kabil). Ia berkata (Kabil): "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. Al Maidah [5]: 27). Dalam kandungan ayat ini bahwa dalam berqurban dibutuhkan keikhlasan dan persembahan kepada Allah dan ketaqwaan kita kepada-Nya. Seperti, dikisahkan pada era nabi Adam a.s., qurban sudah diperkenalkan. Beliau mendapat perintah dari Allah agar kedua anaknya melakukan qurban. Caranya dengan ”mempersembahkan” hasil bumi dan hewan ternak. Kedua anaknya, Qobil dan Habil segera memenuhi perintah tersebut. Habil yang peternak, dengan sepenuh hati berqurban untuk mencari ridha Allah dengan menyiapkan hewan terbaiknya untuk qurban. Sebaliknya, Qabil, yang petani, melaksanakan perintah tersebut dengan tidak ikhlas karena Allah, ia merasa terpaksa. Ia berqurban dengan buah-buahan yang busuk yang ia sendiri tidak menyukainya. Qurban Habil diterima oleh Allah sedangkan qurban Qabil ditolak. Kisah tersebut dapat dijadikan suri tauladan yang baik bagi kita semua.
Adapun makna qurban adalah sebagai berikut :
1. Merupakan pencerah jiwa karena dengan berqurban berarti jiwa kita terhubung dengan ketaqwaan kepada Allah SWT;
2. Dapat memupuk keikhlasan, kejujuran dan kesabaran yang membimbing kita mencintai Allah dan akhirnya juga mencintai makhluk ciptaanNya.
3. Mempererat tali persaudaraan kepada sesama manusia serta sikap solidaritas yang tinggi; dan
4. Memperkuat keteguhan hati dan jiwa dalam diri kita.

Semua makna qurban di atas harus dicermati dan diperhatikan baik-baik karena sungguh berqurban berarti pendekatan kita kepada Allah SWT. Sikap iman dan taqwa juga meliputi itu semua. Kesadaran dalam jiwa yang menumbuhkan sikap iman dan taqwa dalam diri kita dengan makna-makna tersebut.

Berat sekali ujian keimanan pada era global seperti sekarang ini. Idealisme sulit ditemukan dan pragmatisme menjadi fenomena sehari-hari. Merosotnya nilai-nilai ideal tidak saja dalam dunia bisnis tetapi juga dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kalau dalam masyarakat, orang yang dipandang dan dihormati adalah mereka yang memiliki kekayaan berlebih, maka korupsi akan tumbuh subur. Suara dan jeritan kaum fakir miskin dan rakyat jelata sudah tidak lagi diperhatikan. Tangisan bayi dan orang tua yang hidup sengsara sudah tidak terdengar lagi. Dan jika para pemimpin bangsa (eksekutif, legislatif dan yudikatif) sudah berlomba-lomba memamerkan kekayaan dan kewewahan maka tunggullah azab Allah yang terus datang silih berganti.

Hidup di dunia merupakan rangkaian siklus kehidupan manusia yang panjang yang bermula dari Allah (alam azali), lahir di dunia, meninggal dan berada di alam kubur, dibangkitkan kembali dan perhitungan amal baik serta jahat, kemudian hidup di akhirat, surga atau neraka. Ibadah haji dan qurban sekali lagi mengingatkan kita terhadap kehidupan masa lalu ( Adam, Qabil, Habil, Ibrahim, Sarah, Ismail) bagaimana mereka berjuang dan berqurban untuk mendapatkan ridla Allah. Ibadah tersebut juga mengokohkan semangat kita untuk merenungkan apa arti qurban dan ibadah haji pada masa kini. Haji dan qurban adalah syariat untuk pensucian jiwa, membersihkan kotoran yang ada pada hati kita, sifat-sifat ananiyah atau egoisme dibersihkan melalui ibadah haji dan menyembelih qurban. Kita tebar kepedulian sosial kita kepada sesama umat manusia melalui penyebarluasan daging qurban, dan persahabatan abadi kita jalin antar sesama muslim se dunia melalui ibadah haji.

Tidak kalah penting tujuan qurban adalah untuk menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas sosial dengan sesama kaum muslimin sehingga diharapkan dapat menjembatani kesenjangan sosial antara yang mampu dengan tidak mampu, apalagi dalam kondisi krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti sekarang, ditambah pula konflik yang terjadi di masyarakat seperti peperangan antara umat Kristen dengan umat Islam di Ambon dan Maluku yang amat memerlukan bantuan kita sebagai sesama muslim. serta ntuk menguji apa dan siapa dan sebenarnya yang menjadi orientasi atau tujuan hidup manusia, apakah harta atau kecintaan kepada anak dibanding dengan kecintaan kepada Allah?

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com