Bukan daging-daging unta dan darahnya itu yang dapat
mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat
mencapainya…” (Al-Hajj: 37)
Maha Agung Allah yang Menciptakan kehidupan dengan
segala kelengkapannya. Ada kelengkapan pokok, ada juga yang cuma hiasan.
Sayangnya, tak sedikit manusia yang terkungkung pada jeratan kelengkapan
aksesoris.
Berqurbanlah, Anda akan menjadi yang paling kaya
Logika sederhana manusia kerap mengatakan kalau
memberi berarti terkurangi. Seseorang yang sebelumnya punya lima mangga
misalnya, akan berkurang jika ia memberikan dua mangga ke orang lain. Logika
inilah yang akhirnya menghalangi orang untuk berqurban.
Jika bukan karena iman yang dalam, logika ini akan
terus bercokol dalam hati. Ia akan terus menenggelamkan manusia dalam kehidupan
yang sempit, hingga ajal menjemput. Sulit menerjemahkan sebuah pemberian
sebagai keuntungan. Sebaliknya, pemberian dan pengorbanan adalah sama dengan
pengurangan.
Rasulullah saw. mengajarkan logika yang berbeda.
Beliau saw. mengikis sifat-sifat kemanusiaan yang cinta kebendaan menjadi sifat
mulia yang cinta pahala. Semakin banyak memberi, orang akan semakin kaya.
Karena kaya bukan pada jumlah harta, tapi pada ketinggian mutu jiwa.
Rasulullah saw. mengatakan, “Yang dinamakan kekayaan
bukanlah banyaknya harta benda. Tetapi, kekayaan yang sebenarnya ialah kekayaan
jiwa (hati).” (HR. Abu Ya’la)
Berqurbanlah, Anda akan menjadi orang sukses
Sukses dalam hidup adalah impian tiap orang. Tak
seorang pun yang ingin hidup susah: rezeki menjadi sempit, kesehatan menjadi
langka, dan ketenangan cuma dalam angan-angan. Hidup seperti siksaan yang tak
kunjung usai. Semua langkah seperti selalu menuju kegagalan. Buntu.
Namun, tak sedikit yang cuma berputar-putar pada
jalan yang salah. Padahal, rumus jalan bahagia sangat sederhana. Di antaranya,
kikis segala sifat kikir, Anda akan menemukan jalan hidup yang serba mudah.
Allah swt. berfirman, “Ada pun orang yang memberikan
(hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang
terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan
ada pun yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang
terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.” (Al-Lail:
5-10)
Kalau jalan hidup menjadi begitu mudah, semua
halangan akan terasa ringan. Inilah pertanda kesuksesan hidup seseorang. Semua
yang dicita-citakan menjadi kenyataan. Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “…dan
siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang
sukses.” (Al-Hasyr: 9)
Berqurbanlah, Anda akan sangat dekat dengan Yang Maha
Sayang
Sebenarnya, Allah sangat dekat dengan hamba-hambaNya melebihi
dekatnya sang hamba dengan urat lehernya. “Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami
lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.” (Qaaf: 16)
Namun, ketika ada hijab atau dinding, yang dekat
menjadi terasa sangat jauh. Karena hijab, sesuatu menjadi tak terlihat, tak
terdengar, bahkan tak terasa sama sekali. Dan salah satu hijab yang kerap
menghalangi kedekatan seorang hamba dengan Penciptanya adalah kecintaan pada
harta.
Islam tidak mengajarkan umatnya untuk tidak berharta.
Atau, menjadi miskin dulu agar bisa dekat dengan Allah swt. Tentu bukan itu.
Tapi, bagaimana meletakkan harta atau fasilitas hidup lain cuma di tangan saja.
Bukan tertanam dalam hati. Dengan kata lain, harta cuma sebagai sarana. Bukan
tujuan.
Karena itu, perlu pembiasaan-pembiasaan agar jiwa
tetap terdidik. Dan salah satu pembiasaan itu adalah dengan melakukan qurban.
Karena dari segi bahasa saja, qurban berasal dari kata qoroba-yaqrobu-qurbanan
artinya pendekatan. Berqurban adalah upaya seorang hamba Allah untuk mengikis
hijab-hijab yang menghalangi kedekatannya dengan Yang Maha Sayang.
Berqurbanlah, Anda akan menjadi yang paling dicintai
Setiap cinta butuh pengorbanan. Kalau ada orang yang
ingin dicintai orang lain tanpa memberikan pengorbanan, sebenarnya ia sedang
memperlihatkan cinta palsu. Cinta ini tidak pernah abadi. Cuma bergantung pada
sebuah kepentingan sementara.
Allah swt. Maha Tahu atas isi hati hamba-hambaNya.
Mana yang benar-benar mencintai, dan mana yang cuma main-main. Dan salah satu
bentuk keseriusan seorang hamba Allah dalam mencari cinta Yang Maha Pencinta
adalah dengan melakukan pengorbanan. Bisa berkorban dengan tenaga, pikiran, dan
harta di jalan Allah. Dan sebenarnya, pengorbanan itu bukan untuk kepentingan
Allah. Allah Maha Kaya. Justru, pengorbanan akan menjadi energi baru bagi si
pelaku itu sendiri.
Sumber: www.dakwatuna.com
0 komentar:
Posting Komentar